Senin, 21 Maret 2011

CERMUN (CERPEN MUNGIL)

OMONG KOSONG PADAMU
Januario Gonzaga

Sebelum makam yang kau tiduri mengeluarkan ampas-ampas makanmu semalam, aku ingin kau biarkan sejenak saat untuk aku bisa membawaserta anjing-anjing malas yang sejak siang tadi belum juga mendapat remah-remah dari meja kemiskinanku. Kau tak perlu kaget dengan lalakan mata mereka sebab busa-busa kelaparan sudah melilit seperti kaleng sarden tak mau keluar dari mulut dan hidung anjing berminggu-minggu lamanya. Tinggallah sejenak dengan perutmu yang kata orang saat kau mati sebagai lambang kemakmuran, padahal itu ampas babi yang kali ini lebih suka kusebut ampas anjing sebab memang anjingku suka ampas perutmu setelah kuberitahu tadi dan mereka mengangguk setuju karena lapar menderu-deru tanpa malu. Malam ini juga kami menuju kuburmu yang sudah tercium bau-bau ayam goreng, ikan rebus, babi guling, gule, bakso, usus ayam, juga tahimu. Anjing-anjingku melompat dari belakangku menerkam kuburmu lebih dulu, menghantam dengan kepalanya nisan yang basah sampai mencungkil-cungkil biji matamu, tanganmu, rambutmu tak ketinggalan juga otakmu. Sebelum kusampai kau sudah telanjang dengan sisa tulang yang masih kukenal itu kau. Aku memarahi anjing-anjing malasku sebab mereka belum mendengar perintahku ini, ‘makanannya ada di pinggir kubur’ mereka sudah ceroboh menghabisi tanah liat basah dan daging matimu. Aku kasihan padamu dan kupungut saja apel dari pinggir kuburmu yang tadi ditumpuk orang-orang berkerudung hitam sebagai tanda omong kosong padamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar